Sunday, January 1, 2017

Memaknai Nama

Pernahkah kamu merasa sebel dengan namamu?

Saya pernah. Waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Badan saya terhitung besar. Ginak ginuk kaya bengkoang bulet gede yang dijual di pasar. Intinya sih badan saya lebih gede, besar dan tinggi daripada kawan seumuran saya. Baik yang cowo maupun cewe.

Udah gak bisa lari cepet karena keberatan lemak, ngisi kolom nama di kertas ujian juga lumayan lama daaaannn kolomnya ga muat. Karena kalau dihitung, saya memerlukan 30 kolom huruf. Tapi saya jago senam lantai lho walaupun gendut. Asal gak cari masalah aja sama saya, pasti gak akan saya pukul. Kelebihannya anak gendut, kalau dinakalin temennya bisa bales mukul, yang dipukul pasti kesakitan. Padahal tenaga yang dikeluarin gak seberapa.

Sudah tentu saya dipanggil dengan julukan gembrot, gendut dan sebagainya. Belum lagi nama saya ada “Shinta”nya. Kalian ingat, jaman 99an ada serial televisi yang judulnya “Wiro Sableng”. Serialnya diputer di RCTI jam 12 siang. Pendekar berbaju putih yang selalu memakai ikat kepala, dengan senjata kapak nagageni 212. Wiro Sableng ini punya guru. Gurunya bernama Sinto Gendeng. Yak betul. Nama saya dipelintir jadi “Sinto Gendeng”. Resek!


Satu lagi. Kalau ini bertahan sampai sekarang. Menurut saya, beberapa nama itu berjenis kelamin. Salah satunya nama saya. Galih itu berjenis kelamin laki-laki. Jadi sampai sekarang, saya akrab dengan sapaan Mas, Bang, Bung, Kang dan Bapak.

Nama saya kan panjang ya. Adalah empat kosakata. Kata ibunya temen saya, badan saya yang gendut ini karena keberatan nama.

Pulang sekolah, ngadulah saya sama ibu. Ibu saya cuma bisa ketawa. Dibilangnya ya iyalah saya gendut, kalau malem sebelum tidurnya makan terus. Bukan karena saya keberatan nama juga.

Gituuu terus. Selama esde, saya selalu dipanggil dengan julukan kaya gitu. Bete iya. Zebeeeelll. Dan kalau udah dikatain, saya pasti ngelawan balik sama yang ngatain. Peduli sama badannya gede atau kecil, senior atau junior, langsung lawan balik. Tapi tetep dikatain -___-

Paling engga yang ngatain saya itu pukul sampai nangis. Lah dibales malah nangis. Gitu tuh kalau nakal tapi gak mau terima konsekuensinya. Beraninya ngadu sama bu guru. Nakal tapi ga siap, jadinya baper.

Udah udah

Sampai akhirnya saya sadar kalau nama pemberian orangtua saya itu bagus banget. At least saya ga dipanggil runtah. Jadi saya main ke rumah temen suatu siang sepulang sekolah. Di deket rumah kawan saya itu ada nenek-nenek tua. Nenek-nenek ya tualah. Nenek itu bernama RUNTAH. Kalau di bahasa indonesiakan artinya sampah.

Saya gak habis pikir, di dunia ini ada orang bernama runtah. Literally runtah.

*

Cerita soal anak yang malu sama namanya sendiri, juga dialami oleh Om Bud. Budiman Hakim, pengarang buku Lanturan Tapi Relevan, ini pernah punya kasus yang sama dengan saya.  
Rupanya Om Bud pernah malu dengan namanya, karena kurang k barat-baratan. Hihihi

Katanya nama Budiman Hakim gak asyik. Pasaran. Dari Budiman dijadiin Paiman atau Maman. Ada juga yang manggil Bu Diman. Bahkan Mang Diman.

Sampai akhirnya ada peristiwa kecil yang mengangkat proses pendewasaannya. Seorang kawannya ngomong kalau namanya itu perpaduan yang bagus.  Katanya sebuah nama itu harus dilihat secara lengkap. Kalau dipilah-pilah emang gak asik. Contoh, nama Ratna Sari Dwi. Kesan yang didapat adalah seorang perempuan berkepribadian kuat, anggun, feminim sekaligus berwibawa.

*

Saya Galih Prabashinta Putri Pramudita.
Saya menyukai nama saya.
Maturnuwun bapak ibu. 

Wednesday, October 5, 2016

(NONTON) Train to Busan, Zombie Sopan

Zombies
Love them or hate them? 
Love them


Bagi saya, mufi bertema zombie terdiri dari dua jenis. Bagus banget dan abu-abu.Tidak ada mufi zombie yang jelek banget, karena sejelek-jeleknya zombie, saya menikmatinya. 


Train to Busan, hypenya gede banget. Dari laman korean news, Train to Busan adalah film zombie (resmi) pertama Korsel? Kenapa tanda tanya, karena kalian harus nonton The Wailing. 

Awalnya ga ada niatan nonton. Tapi karena diajakin Tila & Nova ngiyain aja ajakannya. Ini anak berdua tumbenan banget. Biasanya yang satu mau kalo udah dipaksa, sementara satunya udah pasti ga mau. Tapi kok ini dengan sukarela menyerahkan diri. 

Cerita dimulai dengan seorang pengendara truk yang menabrak seekor rusa. Namun rusa itu hidup kembali. Yaaang mirip adegan di Scouts Guide to The Zombie Apocalypse


Seorang ayah dan putrinya pergi ke Busan mengunjungi mantan istrinya di Busan. Sook-Wo awalnya ogah-ogahan karena hubungan yang buruk dengan mantan istrinya. Sementara Soo-an, putrinya terus menerus memmintanya. Perjalanan mereka sempat terhenti di jalan, karena sobangcha (pemadam kebakaran) yang lewat. Sepertinya terjadi kebakaran besar. 

Sampai di stasiun, mereka masuk ke dalam kereta. Sook-Wo yang lelah langsung tertidur di kereta. Sementara Soo-an sempat melihat petugas stasiun yang ditubruk oleh seseorang. 

Tidak ada yang mengira kalau kereta yang mereka tumpangi, dimasuki oleh seorang perempuan yang terlihat luka-luka. Perempuan tersebut menggeliat-geliat kesakitan di lorong kereta. Bekas gigitan dan urat-urat yang keluar memperlihatkan perempuan itu tengah berjuang melawan sesuatu dalam dirinya. Seorang petugas kereta yang melihatnya berusaha menolong. Mengira perempuan itu tidak tertolong, petugas kereta api yang berusaha menghubungi rekannya malah diterkam dari belakang. Kedua orang yang terinfeksi itupun masuk ke dalam gerbong lain. Otomatis banyak korban yang berjatuhan dan populasi zombie di kereta semakin banyak. 

Sook-wo yang terbangun dari tidurnya mendapati putrinya tidak ada di sebelahnya. Mancari ke berbagai toilet, ternyata kosong. Dalam gerbong yang penuh zombie, Sook-wo melihat putrinya terperangkap. Segera Sook-Wo menggendong Soo-an, mencari gerbong yang kosong. 



Zombie


Train to Busan tidak menyebut langsung para manusia yang berubah sebagai zombie. Zombie disini termasuk jenis zombie pelari cepat yang peka terhadap cahaya dan suara. Kelemahannya tidak bisa melihat dalam keadaan gelap dan terlalu sopan. Terlalu bersih dan cantik. Hihihi.. Disini, kita gak bisa nemuin potongan tubuh, usus terburai atau kepala pecah. Para zombie Train to Busan, sepertinya punya target sendiri. Mereka hanya mengejar manusia yang masih normal. Setelah merubah korbannya, terus ditinggal. Udah. Mereka tidak tampak zombie normal (?) pada umumnya yang mencari otak manusia untuk konsumsi mereka. 


Tokoh


Disini ada beberapa tokoh utama yaitu ayah dan anak, sepasang nenek-nenek, sepasang suami istri, sepasang anak sekolah, gelandangan dan satu tokoh antagonis yang yang sangat manusiawi. Train to Busan tidak memberikan ruang yang banyak bagi masing-masing karakter untuk mengenalkan diri kepada penonton. Kita dibawa untuk mengenal dan memahami karakternya melalui dialog dan hubungan antar tokoh. 
Satu tokoh yang menarik adalah CEO perusahaan transportasi yang sejak awal terlihat seperti bapak-bapak biasa namun ketika mengetahui adda ancaman yang datang berubah menjadi orang yang egois. Melalui konfliknya dengan para tokoh lain, bapak antagonis ini terlihat menghalalkan segala cara untuk dapat selamat. Namun, dibalik keegoisannya ada hal yang sebenarnya banyak dialami oleh manusia di dunia ini. Jika terkait dengan keluarga, maka kita akan mengorbankan apapun untuk dapat bertemu dengan mereka. Meski akhirnya, bapak antagonis ini juga terinfeksi virus zombie. 



Original Scene


Saking banyaknya mufi bertema zombie, kita terkadang familiar dengan beberapa scene. Deja vu ini saya rasakan di beberapa scene Train to Busan. Serangan zombie di stasiun mirip dengan World War Z. Adanya tokoh ibu hamil juga hampir memiliki konflik yang sama dengan salah satu komik bergenre zombie, I am Hero. 



Sebelumnya dalam The Wailing, saya mengatakan jika kalian sabar akan menemukan kejutan yang menyenangkan disana. The Wailing dan Train to Busan, keduanya rilis dalam waktu yang berdekatan. Keduanya juga sama-sama mendapat respon yang sangat baik dari penonton. Keduanya seperti karyawan cantik dan calon kakak ipar.

Mengapa?

Karena keduanya butuh pengakuan. Sama dengan keberadaan zombie dalam kedua mufi ini.

Dalam setiap kantor, pasti ada salah satu karyawan yang menonjol dari segi fisik dibandingkan yang lain.  Karyawan ini kemudian disebut karyawan cantik oleh yang lainnya. Kesimpulan ini didukung berdasarkan fakta bahwa kecantikannya diakui oleh karyawan lain. Jadi bukan sekedar dugaan atau hipotesis.

Dalam Train to Busan, hal serupa terjadi. Keberadaan zombie yang secara kasat mata diakui oleh penonton dan didukung dengan pernyataan si sutradara. Penonton bisa dengan mudah melihat bagaimana seseorang dalam kereta tersebut digigit kemudian berubah menjadi zombie.

Sementara, The Wailing senasib dengan calon kakak ipar. Calon kakak ipar diakui keberadaanya oleh keluarga calon iparnya. Sementara orang lain tidak serta merta berpikir bahwa si orang itu adalah calon ipar keluarga tersebut. Karena hal pribadi masing-masing keluarga tidak harus diumbar ke publik.

Keberadaan zombie dalam The Wailing tidak terlihat secara gamblang seperti Train to Busan. Ketika sudah berjalan, keberadaan mayat hidup berjalan ini baru disadari. Meski perubahannya melibatkan unsur supranatural yang berbeda 180 derajat dengan Train to Busan. Ketika si mayat hidup ini keluar, baru ahhhh ternyata.  




Galih

(NONTON) The Wailing, Teror yang Menggiurkan

Sudah nonton Infinity Challenge (IC) ep 488-489? Buat yang suka korean variety show acara ini harus masuk list kalian. 

Eps kali ini para anggota IC memparodikan adegan2 dari The Wailing dalam game yang mereka mainkan. Dari obrolan mereka, The Wailing jadi blockbuster di Korea Selatan. Yang membuat saya penasaran, seperti apa The Wailing itu? 


Cerita dimulai dengan kasus pembunuhan di suatu desa. Satu keluarga petani dibunuh oleh seseorang. Sang suami dinyatakan dibunuh di tempat lain karena polisi menemukan mayatnya terikat karung. Sementara istrinya ditemukan di rumah. Polisi kemudian menemukan seorang pria yang diduga pelaku pembunuhan, sedang duduk di luar rumah. Anehnya, pria yang terlihat memiliki bintilan di seluruh rubuh tersebut, hanya duduk bengong tanpa berusaha untuk lari. Polisi tambah terkejut karena ketika dilakukan penyidikan, mereka menemukan sisa-sisa prakter supranatural. Jong-Goo, polisi tokoh utama kita, kemudian dihadapkan dengan kasus pembunuhan lain yang muncul di desanya. 

Malam hari bersama dengan rekannya, Jong-Goo yang kebagian tugas piket jaga kantor polisi, bercerita tentang keanehan di desa mereka. Keduanya menduga ada kaitannya dengan orang Jepang yang tiba-tiba hadir. Dan sejak itu berbagai kejadian aneh muncul. Rumor bermunculan dengan kehadiran orang Jepang tersebut. Mulai dari cerita pemburu yang bertemu dengan orang Jepang tersebut di hutan dan melihatnya makan daging mentah dengan mata merah menyala. 



Tiba-tiba keduanya terkejut karena mati listrik. Dan ada seorang wanita yang bediri di depan kantor polisi. Namun ketika lampu dinyalakan, wanita tersebut hilang. Hantu? Belum bisa saya katakan demikian. 

Kemudian, terjadi lagi kasus kebakaran yang mengakibatkan satu anggota keluarga meninggal. Jong-Goo melihat seseorang yang aneh. Ya benar, si orang Jepang tersebut. Di kantor polisi, Jong-Goo ingat bahwa wanita yang waktu itu berdiri malam-malam di depa kantor adalah menantu keluarga yang kena musibah kebakaran. 

Paginya, wanita tersebut ditemukan gantung diri. 

Kawannya yang tukang daging kemudian bercerita mengenai rumor orang Jepang yang datang ke desa mereka. Bahwa orang Jepang itu juga menganiaya seorang wanita. Wanita yang dianiaya tersebut kemudian malah bernanah tubuhnya dan suka malam-malam bugil keluar rumah. Rumor tersebut semakin diyakini Jong-Goo, setelah bertemu dengan Seorang gadis berbaju putih di depan rumah yang terbakar. Gadis tersebut menceritakan keanehan sebelum kasus kebakaran itu. Dan entah halusinasi atau realita, Jong-Goo bertemu dengan orang Jepang tersebut memiliki mata merah menyala, dia makan daging mentah dengan hanya mengenakan cawat. 

Jong-Goo, yang sejak beberapa lama terus menerus mengalami mimpi buruk, merasakan sesuatu yang tidak enak. Dan tiba-tiba suatu hari, anak perempuannya, Hyo Jin, jatuh sakit. Setelah sebelumnya melihat pelaku pembuhan pertama yang tiba-tiba kejang dan mati. 

Sampai di rumah, Jong-Goo menemukan Hyo Jin yang masih sakit berteriak histeris. Hyo Jin mengatakan ada seorang ahjumma (wanita dewasa) yang memaksa masuk rumah. Paginya dia dikejutkan karena nafsu makan Hyo Jin yang sangat besar. 


Merasa aneh dengan kondisi putrinya, Jong-Goo mengundang seorang mudang (dukun) untuk menyembuhkannya. Mudang yang diundangnya tersebut mengatakan bahwa Jong-Goo telah melakukan sesuatu yang salah dengan menerabas masuk ke kediaman si orang Jepang. Mudang mengatakan bahwa orang Jepang itu adalah iblis yang berwujud manusia. Kemudian dengan menggunakan ilmu hitam, orang Jepang tersebut mengguna-gunai orang-orang di desa kecil itu. 

Mudang yang merasa lama kelamaan populasi makhluk berkaki dua di desa itu yang semakin terancam, mengajak Jong-Goo untuk mengadakan ritual mengusir orang Jepang tersebut. Namun ketika ritual berlangsung, Jong-Goo mengobrak-abrik keadaan. Mudang merasa keadaan akan semakin memburuk. 

Menghabiskan 155 menit, The Wailing berjalan dengan pelan. Memperkenalkan satu persatu tokohnya, kita diajak untuk berpikir dan mengaitkan berbagai kejadian. Sejak awal, hal-hal supernaturan dan tradisional membuat mufi ini menjadi akrab karena melibatkan orang biasa yang dihadapkan dengan kebrutalan yang bahkan tidak akan mereka sangka. Jong-Goo yang sebelumnya adalah seorang polisi yang menangani kasus pembunuhan, ternyata menjadi korban selanjutnya yang menyaksikan bagaimana keluarga mereka masuk dalam perangkap yang tidak penah mereka sangka sebelumnya. 


Formula khas Korsel yang digunakan dalam mufi ini membuat saya betah selama dua jam lebih menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Horor dan thriller yang diberi beberapa adegan konyol, membuat desa yang tadinya tenang ini berubah menjadi pejagalan dengan manusiawinya. 

Buat yang ingin menonton mufi ini, lebih baik meluangkan waktu dua jam lebih tanpa gangguan. Karena umpan di dalamnya sungguh menggiurkan. 


Galih

Friday, July 15, 2016

Cerita Ikan Lebaran


AAAAKKKKK
BRAK
BYURRRR
Wajah-wajah cemas campur lumpur keliatan jelas terpancar dari wajah para ibu, bapak dan orang-orang di sekitar situ. Seorang bapak coba mengulurkan tangannya untuk menolong.
Rapapa, Pak. Ora ucul kiye”*
Anak perempuan itu tersenyum sambil meraih tangan si bapak, dan tangan kirinya menggenggam seekor ikan gurameh.
--
Setiap Lebaran tiba, di hari keempat, desa saya mengadakan lomba tangkap ikan di sungai tengah desa. Tahun ini 20 kilogram ikan disebar. Lomba boleh diikuti oleh semua kalangan. Anak-anak, bu ibu, bapak-bapak, kakek nenek boleh berpartisipasi.
Pagi hari setelah solat subuh, suasana mulai berisik. Pengeras suara mushola mulai menyiarkan bahwa nanti jam tujuh pagi lomba tangkap ikan akan dimulai.
Dengan napsu manusia yang baru kelar puasa, tapi udah ngabisin ketupat dua ikat, kedua adik saya mulai ribut juga. Gilang Galuh mulai merencakan apakah mereka mau ikut berpartisipasi atau Cuma nonton. Saya sih mending nonton dari pinggir. Males basah-basahan. Padahal males belepotan. Krik
Waktunya tepat juga sih, hari keempat Lebaran itu sepertinya tidak akan hujan. Langit terang. Selesai sarapan kami bertiga segera pergi ke sungai depan mushola. Sungai depan mushola sebenarnya aliran air yang melewati dua kecamatan di Kabupaten Banyumas ini, kecamatan Karanglewas dan Purwokerto Barat. Sungai ini melewati tepat di tengah desa saya.
Sampai di dekat mushola sudah banyak orang berkumpul. Puluhan warga dari dua RT berkumpul. Banyak tetangga saya yang membawa tas plastik kresek besar, karung dan ember. 
Panitia sudah menyiapkan 20 kilogram ikan, hadiah serta cemilan untuk para peserta. Dibuka oleh pak lurah, acara dimulai. Batas waktu yang diberikan sekitar dua jam. Dalam dua jam itu, peserta diperbolehkan menangkap ikan sebanyak-banyaknya dengan tangan kosong. Tas kresek dan ember diperbolehkan hanya untuk menampung ikan hasil tangkapan. Kedua puluh ikan tersebut tidak disebar langsung. Panitia secara berkala akan menambahkan ikan selama empat kali setiap tiga puluh menit.  Ada kupoh hadiah bonus yang diselipkan di dalam ikan tersebut.
Daaannn kedua adik saya milih buat ikutan. 
Walhasil saya jadi seksi dokumentasi di pinggir. Disitu saya merasa sedih karena saya ngga punya kamera DSLR. Huwaaaa padahal bakal banyak momen bagus yang sayang untuk dilewatkan. 
Tapi jangan khawatir, saya ada Zenfone 2 Laser ZE550KL. 
Gak akan lari gunung dikejar kan? Yaudah senjata siap buat dokumentasiin adek-adek bebek ini. 















Note: 
Rapapa, Pak. Ora ucul kiye = Gapapa, Pak. Ngga lepas ini
- Bayaran Wong Katisen = bayaran orang kedinginan

Thursday, July 14, 2016

(NONTON) Conjuring 2

Film ini ngga ada hubungannya sama film pertamanya. Conjuring 2 merupakah kasus kedua yang menampilkan Ed dan Lorraine Warren.

Valak emang ngga ada harga dirinya banget di Indonesia. Meme Valak di medsos bikin reputasinya tambah ancur. Yang kolak lah, salak lah, kecoak lah. Yang katanya lebih serem daripada artis ibukota yang kabarnya doyan mujair itu. Kasian Valak. Ngga ada serem-seremnya. Tiati kak kalo ngomong, dibully bala-balanya entar nyesel. Wkwkwk. Anjay baper.
source: google
source: google
Kayak biasa, halah kayak tinggal serumah. Bu Lorraine Warren dapet penglihatan kalau suaminya bakal mati di basement. Selain kematian Pak Ed Warren , si ibu juga diliatin kalau ada biarawati muka serem yang ngejar-ngejar dese. Nganggep kalau itu cuma mimpi istrinya, si bapak selow aja gitu.

Sementara itu di bagian bumi lainnya, Inggris, sebuah keluarga mengalami kejadian seram tiap malamnya. Peggy, single parent yang tinggal bareng empat anaknya awalnya ngga nganggep itu gangguan. Paling cuma mimpi buruk anak-anaknya. Tapi semakin parah terutama bagi Jane, anak keduanya. Mengira gangguan itu datang dari orang asing yang masuk rumahnya membuat Peggy terpaksa ngungsi ke rumah tetangga. Kemudian memanggil polisi buat ngecek ke dalem rumahnya. Kejadian bergeraknya kursi, bikin polisinya takut dan kejadian itu bukan wewenang mereka.

Setelah kejadian itu, peristiwa gangguan di rumah Peggy menjadi viral. Media cetak dan elektronik mulai menceritakan kepada publik. Beberapa beranggapan kalau itu memang ulah hantu. Bahkan rumah mereka dijuluki Amytvillenya Inggris. Sebagian lain menganggap kalau itu cuma tipuan belaka. Ahli fisika, psikologi dan salah satu stasiun televisi mencoba merekam dan mewawancarai anak-anak Peggy. Jane yang paling sering mendapat gangguan pun kerasukan ketika wawancara. Mengatakan kalau roh yang datang dan menteror bernama Bill. Pria tua yang mati karena pendarahan otak di kursi ruang tamu rumah itu.

Cerita inipun sampai ke suami istri Warren. Gereja minta mereka untuk melakukan penyelidikan. Lorraine keberatan karena mimpinya itu. Dan lagi Ed yang tiba-tiba saja melukis wajah yang sama seperti di mimpinya. Di suatu siang Lorraine yang sedang duduk menemani anaknya bermain kembali mendapat penglihatan. Biarawati berwajah seram datang ke rumahnya.

Keduanya lalu pergi ke Inggris. Cek sana cek sini, keduanya memutuskan menginap dan menguji apakah cerita mistis keluarga Peggy tipuan atau memang nyata. Gangguan tetap berlanjut namun Lorraine tidak merasa ada roh jahat yang mengganggu. Sampai akhirnya ada kejadian yang membuat pasangan Warren beserta rombongan merasa bahwa kejadian mistis itu merupakan tipuan Jane.

Peggy yang kecewa mengusir mereka. Kembali masuk ke rumah, Jane yang sedih kembali diganggu oleh sosok jahat di rumah mereka. Sementara itu, di perjalanan Ed sadar kalau ada yang aneh dengan semua yang mereka alami di rumah Peggy. Dibantu istrinya, mereka menemukan kalau Bill mencoba memberi mereka petunjuk bahwa dia dimanfaatkan oleh sesuatu yang jahat untuk mengganggu keluarga Peggy.

Kembali kediaman Peggy, kondisi sudah chaos. Ed dan Lorraine terpaksa terpisah karena ulah si sosok jahat. Sampai akhirnya Lorraine berhadapan langsung dengan sosok dimimpinya itu.

Sampai film selesai, saya ngga habis pikir alasan sebenarnya Valak ganggu keluarga Peggy. Awalnya saya kira kalau Valak memancing Lorraine dengan kasus keluarga Peggy karena Valak punya dendam pribadi. Oke, Valak manfaatin Bill buat ganggu Jane sampai Lorraine pun ketutup mata batinnya. Kalau cuma pengin mancing Lorraine kenapa harus di Inggris kejadiannya? Kenapa ngga di Amerika aja. Apakah Valak punya misi tersembunyi buat bikin pasangan Warren go internesyenel sebagai pengusir hantu tingkat dunia?

Atau Valak punya dendam pribadi sama Peggy. Tapi Peggy ngga diincer sama sekali tuh. Valak pake Jane tapi ngga nyerang Peggy. Atau Valak itu mantan cewenya mantan suami Peggy yang pengin Peggy dan anak-anaknya hancur karena ulah roh jahat baper. Jadi yang diserang dari Peggy tuh psikisnya.

Apakah Valak masih ada hubungan saudara sama roh jahat yang ganggu di Conjuring 1? Kalau iya, sebenarnya ini cerita dendam keluarga yang manfaatin orang ngga bersalah. Egois. Memang. Tapi kata James Wan di wawancara, Conjuring 1 dan 2 ngga ada hubungannya blas.

Apakah Valak punya dendam pribadi di masa lalu sama Lorraine? Kok ngebet banget pengin bunuh. Sampe manfaatin orang buat mancing Lorraine. Terus kenapa Valak ngasih clue ke Lorraine lewat mimpinya coba. Kalau emang dia baper sama Lorraine harusnya kan main cantik. Pake dateng ke mimpinya, kan ketahuan namanya. Tanggung bener. Kan dia roh jahat nih, trus bisa pindah tempat dengan gampangnya. Siang di Amerika masuk ke mimpi Lorraine, malem udah di Inggris ganjen-ganjenan di rumah Peggy. Kenapa ngga langsung bunuh yak?

Yekan kalo langsung mati, kagak jadi film juga gal -_-

Emang si yang namanya kematian itu misteri. Kata ustad di acara sahur tadi pagi, kita ngga bakal tahu gimana caranya kita mati, kapan kita mati atau dimana kita mati. Mungkin ini cara Tuhan matiin Lorraine.

Lahhhh

Atau sebenarnya ada yang memanfaatkan Valak buat nyerang Lorraine. Dalang ini bersembunyi sangat rapat sampai ngga ada yang bisa nyium keberadaannya. Dia pakai Valak buat ngetes seberapa besar kekuatan Lorraine. Terutama ketika orang yang disayanginya itu dalam bahaya. Teori ini bener juga kayanya ya, soalnya pas face to face sama Lorraine, Valak cuma teriak-teriak cantik doang pas Lorraine ngelawan. Kalau misal dia benci setengah mampus sampai mau matiin Lorraine, mestinya Valak pas dilawan gitu ngga cuma teriak-teriak cantik doang sampe mukanya coak terus dia ilang.

Serah lo dah gal.

Terpelas eh terlepas dari alasan Valak jadi roh jahat di film ini. Porsi Valak sebagai antagonis utama kok kurang ya dari yang saya harapkan. Valak harus berbagi frame sama roh kakek Bill dan lusinan jump scare yang disiapin James Wan. Valak keluar cantik di mimpi Lorraine. Padahal dengan memenya Valak, trus yang katanya ada yang meninggal waktu nonton Conjuring 2 dan mayatnya ilang di salah satu portal berita online, saya jadi penasaran seberapa menyeramkannya Valak. Momen paling seru ya waktu bayangan Valak masuk ke lukisan Ed. Itu pelaannnnn dan nyiksa.

Ah itu kampret bener. Lagian Ed ngapain pake lukis begituan segala.

Porsi tokoh lain buat saya ngga kurang ngga lebih. Pasangan Warren sesuai porsinya, Peggy dan anak-anaknya juga sesuai porsinya, tokoh tambahan lainnya juga ngga bikin kesel atau ganggu. Oiya Cuma satu yang bikin saya kasihan. Ituloh adeknya Jane, anak ketiganya Peggy. Lah namanya lupa. Kalau kedua kakaknya sama si bungsu dapet porsi dan dialog yang lumayan. Si anak ketiga ini jadi kaya karakter pelengkap aja dari awal hingga akhir film. Cuma di adegan Jane yang ilang terus si anak ketiga ke dapur. Ternyata Jane yang kerasukan ngunci pintu dapur. Dan prang prang. Kasian, dia guna disitu doang.

James Wan emang juara buat jump scarenya. Bonusnya beberapa lagu lawas diselipkan jadi scoring film ini.  Rasanya mirip adegan Quick Silver di X-Men. Juga visualisasi pria bengkok yang keluar dari mainan adeknya Jane. Ahhhhh ini hasrat fairy talenya terpuaskan banget. Jadi yah mirip scarecrow yang digabungin sama tengkorak doyan nyanyi di Chrismast of The Halloween. Tim Burton ikut bantuin apa buat karakter ini? hahaha

(NONTON) Warcraft (2016)

Film adaptasi game bisa jadi dua mata pisau. Satu sisi bisa sukses, disisi lain bisa mendatangkan cacian ke pembuatnya. Warcraft bisa jadi salah satunya. Yang mana???

source: google
Game populer Warcraft katanya dapet inspirasi dari J.R.R Tolkien. Tahu dong itu siapa? Yap, bapaknya orc, elf, dwarf dan manusia di The Lord of The Rings (LOTR). Jadi ya tokohnya ngga jauh beda. Saya juga nemuin orc, ilmu sihir, kasta dalam ras manusia juga berbagai macam makhluk yang tinggal di dunia yang berbeda dengan dunia manusia. 

Orc di LOTR digambarkan sebagai makhluk yang jahat, buas, ngga bisa diajak kompromi dan geradak geruduk. Udah jelek terus jahat, mau jadi apa kalian wahai para orc?

Tapiiii, di Warcraft beda dong. Teteup konsep orcnya sama (err) , perilaku dan punya sifat mirip manusia. Yang jahat, ada. Yang baik, ada. Yang ikut-ikutan, ada. Punya kemampuan buat berpikir. Bisa buat strategi berperang. Dan punya rasa empati.

source: google
Dunia tempat tinggal orc dan manusia berbeda. Orc tinggal di dunia yang bernama Draenor. Draenor ini kering kaya di gurun. Hancurnya Draenor membuat orc datang ke dunia yang ditinggali manusia, dwarf dan elf yang tinggal di dunia bernama Azeroth. Kepindahan ini dipertanyakan oleh Durotan, salah satu pemimpin desa. Dese ngerasa kalau cara yang dipakai itu salah. Dunia tempat tinggal orc sebenarnya ngga beda jauh sama Azeroth. Dari dialog Durotan,  dijelasin kalau sebenarnya Draenor pernah hijau dan punya sumber makanan yang melimpah. Tapi lama kelamaan, Draenor mulai gersang dan memaksa orc untuk pindah. Dan ternyata kepindahan orc direncanakan oleh penyihir orc, Guldan, yang dimanfaatin sama penyihir manusia. Tetooooottttt spoiler.

Di dunia manusia, seorang penyihir muda yang kabur dari tempat pelatihan penyihir di Azeroth karena udah ngga sepaham, atau emang dianya bandel aja. Penyihir muda yang saya lupa namanya ini menemukan bahwa kematian para prajurit menyimpan petunjuk yang aneh. Bersama dengan Anduin Lothar mereka mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dibantu dengan Garona, orc wanita yang lebih mirip cewe Meksiko eksotis tapi punya gigi gading mirip gajah yang ukurannya lebih kecil dari orc lainnya.

source: google
Berisik. Menit-menit awal Warcraft ini banget berisiknya. Adu senjata orc dan manusia. Diantara keberisikan ini kita dibuat menebak apa yang akan dilakukan manusia mempertahankan diri dari para orc, kenapa Guldan ngebet banget ke dunia manusia, siapa yang jahat sebenarna di dunia manusia. Si penyihir muda atau penyihir istana yang kelamaen sendirian terus dia jadi baper. Atau apakah Lothar jatuh cinta sama Garona. Dan itu beneran jatuh cinta. Krik..

Kemiripan tokoh dengan LOTR, visual yang megah dan cerita yang kompleks membuat saya berharap film ini akan berlangsung dengan epik. Tapi yang terjadi, saya bete. Rasanya sama kaya tidur siang tapi bangun kaget. Pusing, bawaanya sisa hari itu ngga enak aja.

Mungkin Warcraft cuma ambil sebagian dari plot cerita yang di game ya. Kayanya plot cerita di game lebih kompleks lagi. Visual tiap orc, magic gate, efek sihir dan perubahan si penyihir istana baper mampu bikin saya waahhh bagus. Ngga nanggung. Duncan Jones mencoba membuat ada keterkaitan emosional antara beberapa tokoh penting dan penonton. Tapi eksekusi plot yang terlalu terburu-buru bikin peristiwa yang terjadi ke beberapa tokoh penting cuman jadi yaudah. Yaudah gitu aja.

Contoh, kematian anak Lothar. Hubungan ayah dan anak yang dekat, ketidaksetujuan Lothar akan masuknya si anak ke squad prajurit kerajaan serta cerita kalau Lothar merasa bersalah kepada anaknya karena istrinya telah meninggal. Sampai kematian si anak, gagal membuat saya bersimpati ke keduanya. Kedua, kematian Durotan. Ini apa banget deh. Harus ya matiin Durotan. Karena sepanjang film, saya hanya bisa bersimpati dengan Durotan. Matinya Durotan seakan dipaksakan. Oke, kematiannya dibuat historical karena Durotan mati melawan Guldan lewat adu satu lawan satu. Yang ternyata Guldan si kakek- penyihir berbuat curang karena pakai sihir.

Sementara tokoh lain macam si penyihir muda yang kabur dari tempat pelatihannya, yang ternyata punya tugas penting sekadar ngebodor disana sini. Penyihir istana kesepian yang kemudian jadi baper, ketahuan niatnya di pertengahan film. Kemudian dia beserta niat jahatnya pun jadi sok misterius yang sampe akhirnya dia berubah jadi Emily Rose yang kerasukan roh jahat di Last Exorcicm. Ini kenapa mirip banget berubahnya. Saya nunggu dia muntah eh ternyata melotot doang.
Buat saya yang penonton awam, Warcraft jadi film yang sukses secara visual tapi ringkih di plot cerita dan keterkaitan emosi tokoh dengan penonton. Buat penggemar gamenya sudah pasti interpretasinya beda.

Galih


Tuesday, March 29, 2016

(Nonton) Gods of Egypt


Suka sebel sama cerita dewa-dewa. Harta pasti, umur panjang, kekuatan punya, apalagi? Tapi suka ga mensyukuri apa yang udah dimiliki. Apalagi kalau udah ngelibatin anak dewa. Bleh, sama kaya orang tuanya. Akhirnya sama kaya manusia yang katanya lebih rendah daripada mereka. ngerasa kalah sama dewa lain, terintimidasi secara tidak langsung, baper, kemudian bikin masalah sendiri. 

( ( B A P E R ) )

Gods of Egypt ini ceritanya masalah internal keluarga banget. Kakak sama adeknya kemudian jadi masalah om dan keponakan. Masalah keluarga. Pffftt...

Jadi gini, Mesir dibagi jadi dua wilayah. Set yang kedapetan wilayah gurun merasa disisihkan. Merasa bapaknya pilih kasih. Diseranglah kerajaan milik abangnya. Buat ngebuktiin kalau dia lebih besar kekuasannya daripada si kakak. 

Kalau anak manusia protes mah, palingan juga kabur dari rumah. Kalau mau yang amit-amit, ya make narkoba, sex bebas terus mati.  Lha ini anak dewa. Ya dia mau nguasain dunia. Dia yang bikin masalah, kok manusia yang kena. Kan? Ababil banget. 

Kakaknyadibunuh, dewa lain disuruh takluk, Horus dicoplok matanya, cewenya direbut.  Cerita Gods of Egypt dimulai. Kita dibawa ke petualangan Horus bareng Bek, temen manusianya buat ngerebut kembali kerajaan bapaknya. 


Gods of Egypt ini gemuk banget dari segi cerita. Ya kareda judulnya “Gods” jadi semua elemen dewa-dewa mesir dimasukkin. Mitologi Mesir dibawa semua si. Karena gemuk ini, saya jadi sedikit engap. Terlalu banyak yang diserap. Kaya makan kebanyakan. 

Masing-masing elemen ini malah bisa dibikin spin offnya. Kamu bakal nemuin, pembuatan dan hancurnya obelisk, spinx, Ophius yang terus dilawan Kronos tiap malem. Ophius ini legenda datangnya malam hari di Mesir. Jadi mereka percaya kalau malam hari terjadi itu karena Ophius yang dateng. Ada juga Hathor dewi cinta yang ternyata sebelumnya jadi karyawan di Negeri Orang Mati. Terus sama Horus dikasih gelang 48 bintang jadi dia bisa hidup normal.
Kata mbak Norah, Gods of Egypt ini ajaib. Horus jadi kaukasian, sementara Thoth yang kepalanya burung ibis jadi negroid. 

Sekian. Selamat nonton.
Galih