Friday, June 26, 2015

Selamat Ulang Tahun, Dek

Selamat ulang tahun ketiga Dek Ubiii 


Adekk Ubi, selamat ulang tahun yang ketiga  ya sayang. Udah gede sekarang. Semoga selalu bahagia sama mami dan papi. Dek Ubi, ini mbak gambarin Dek Ubi dan kue ulang tahun raksasa. Kue buat Dek Ubi dikasih strawberry dan jeruk raksasa. Pasti maniis banget kaya Dek Ubi. Di belakang kue, ada Dek Ubi lagi ngumpet malu-malu gitu. Pake dress warna item, sepatunya warna merah. Princess banget pokoknya. Pake mahkotanya karena Dek Ubi selalu jadi princessnya mami dan papi, Dek Ubi juga princess di mata mbak. Dek Ubi yang selalu kuat bareng sama mami dan papi. Di depan kue ada anak kecil bawa strawberry dan jeruk di tangannya masing-masing. Kan Dek Ubi mau punya adek. Anak kecil di depan kue itu ibarat adeknya Dek Ubi yang mau lahir. Yang nanti bakal bersama Dek Ubi bahagiain mami sama papi. Maaf ya Dek Ubi, mbak gambarnya ga bagus, hiks.. semoga Dek Ubi selalu diberkahi oleh Tuhan ya sayang. Selalu senyum yaa. *cium jauh :*



Thursday, June 18, 2015

(JAJAN) Mini Café ALDENTE



Hai, sebelum memulai review kali ini, ada hal yang perlu disampaikan. Blog ini dikelola oleh dua orang: saya, Tila, dan sahabat saya, Galih a.k.a. mas Dono. Emmmm.. kita berdua perempuan. Jadi setiap artikel yang diposting bisa merupakan review gabungan kita berdua atau review sendiri-sendiri. Mas dono, nanti kita adakan postingan khusus perkenalan yaaa.. Enjoy guys! ^.^
Kemarin, saya dan  Galih, berniat jajan di hari terakhir sebelum puasa. Sebenernya gak perlu nunggu puasa pun kita hobi jajan, hari terakhir puasa cuma alasan yang diada-adain saja, begituuu. Galih datang menjemput dengan baju overall merah dan kerudung merah, yang mengingatkan saya pada tungau (tengu dalam bahasa Jawa) dan kemudian beliau memainkan drama yang berjudul Hp ketinggalan sehingga harus pulang ambil Hp (fyi, dia memang tipe anak kekinian yang otak hanya bisa jalan klo pegang hape). Sesudah drama tersebut tamat, kita cuss keluar menuju ke tempat yang memang sebelumnya sudah disepakati, Mini Café Aldente.
Mini Café Aldente beralamat di Jl. Brigjend Encung, Purwokerto (untuk nomor dan RT RW-nya belum sempet ditanyakan, semoga mas Dono bisa menambahkan). Bagi anak gaul Purwokerto pasti paham, lokasinya ada di depan gerbang perumahan Griya Satria (??), depan café Obamb, berdempetan dengan Sawung Mas. Mini Café Aldente buka mulai jam 12.30 untuk weekday dan buka juga di weekend. Jam buka Aldente bisa dibilang cukup siang untuk ukuran saya dan Galih yang hasrat jajan selalu datang sebelum jam 9 pagi. Tapi mungkin itulah yang membedakan mini Café dan warteg.
Tempatnya sebenernya tidak terlalu luas, tipikal kafe kecil (café baru buka). Justru karena ukurannya yang mungil menyebabkan kesan ‘crowded’ bisa dibuang jauh-jauh. Untuk ukuran café mini, Aldente cukup cozy buat temen-temen yang memang doyan kongkow. Interior di dalemnya bagus, dominasi warna merah maroon dan kursi meja dengan warna natural coklat kayu yang memberikan kesan hangat. Yang menarik perhatian saya, ketika pertama kali masuk adalah hiasan tembok yang terbuat dari sulaman kain. Satu bagian tembok dipenuhi dengan berbagai sulaman kain yang belum dilepas dari pembidangnya. 
Cantik sekali!!
 Hanya saja peletakan LCD TV di bagian tembok, sangat mengganggu pemandangan. Bagian tembok lain ada yang dipenuhi dengan kaset tape yang memberikan kesan vintage, tetapi masih belum bisa menarik perhatian saya (yang masih kesel sama LCD TV). Hal lain yang cukup kreatif adalah penggunaan parutan besi yang dipakai sebagai kap lampu dilangit-langit. Kok ya kepikiraaaann gitu pake parutan.


Menu di Aldente sebenarnya standar café yang menunya gak jauh-jauh dari pasta, toast, pancake dan beberapa beverages seperti shake dan softdrink punch. Yang agak nyleneh adalah eksistensi dimsum di buku menu. Entah karena namanya Aldente sehingga saya mengharapkan lebih banyak variasi pastanya, tapi ternyata variasi dimsumnya lebih buanyaaakk pemirsaaahh.. Jadi saya sempet bingung sendiri. Rasanya sangat bertentangan dengan hati nurani ketika saya ke tempat makan yang namanya amat sangat Italia, tapi pesennya dimsum.. krik krik krik.

Akhirnya saya memutuskan pesen pasta Bolognaise dan Galih pesen pasta Alfredo. Untuk minumannya saya hanya memesan air es saja. Galih yang penasaran memesan minuman warna merah dengan lemon dan hiasan strawberry diatasnya (kamu pesen apa sih lih? Lupa aku). 

Selain itu kita juga memesan kue cubit (biar kekinian). Yang sebenarnya kue cubit ini malah bisa jadi signature dish dari Aldente. Soalnya di tempat lain di Purwokerto belum nemu yang menyajikan kue cubit. Paling pol kue cubit depan esde.
Minuman datang cukup cepat, kemudian disusul oleh kue cubit. Tapi harus menunggu es batu meleleh dan kue cubit abis dulu baru makanan kita datang. Jadi buat temen-temen sebaiknya jangan datang dalam keadaan kelaparan, karena hampir 45 menit kita menunggu hanya buat dua menu pasta. Dua lho ya duaaaa. Apa kabar kalo kita dateng berlima, bisa sampe Prabowo balikan lagi sama mantannya, pesenan baru dateng.

Kue cubit original yang kita pesan dibuat setengah matang, untuk toppingnya saya pilih milo bubuk dan frooty loops. Kue cubitnya sendiri tidak terlalu istimewa, entah untuk rasa lain, karena ada berbagai rasa, termasuk green tea yang lagi ngehits dimana-mana. Taburan milo bubuk pun tidak menambah keistimewaan kue cubit saya, karena ditaburkan seadanya, bubuk milo terkumpul semua ditengah. Harusnya ya merata gitu di semua permuakaan si kue cubit. Jadi waktu sampai di meja pelanggan, udah kaku aja itu si bubuk milo. Froot loops itu sejenis sereal berbentuk donut mini warna-warni dengan berbagai macam rasa buah. Kue cubit topping froot loops juga biasa saja, Galih bilang froot loops’nya melempem. Tapi ya dimaklumi karena terkena adonan panas pasti sereal bakal melempem. Walaupun makan dengan mulut penuh kritik, tapi tetap saja langsung abis begitu kue cubitnya dateng.
Cubit Froot Loops
Kemudian pesanan datang, jeeng jeeeenngg.. pasta Bolognaise yang seperti saya bayangkan sebelumnya. Tipikal pasta Bolognaise, dimana temen-temen bisa buat sendiri dengan bahan-bahan yang bisa dibeli di Indomart. 

That’s all, nothing special
Kita berdua cukup penasaran dengan pasta Alfredo yang dipesan Galih. Begitu si Alfredo datang dan kita icip, langsung muncul pertanyaan “kok sama kaya carbonara yang kita makan di Café sebelah?”. Alfredo di Aldente merupakan pasta dengan cheesy cream yang cukup thick dan kemudian ditaburi dengan keju parut, serta ada beberapa potong daging asap didalamnya. Ini benar-benar seperti carbonara yang pernah saya makan di Café lain. Kita bukan ahli pasta, kita makan opor aja klo cuma lebaran, jadi CMIW apakah memang begitulah pasta alfredo atau adakah yang salah dengan carbonara yang saya makan di Café sebelah?

Pasta Alfredo yang bikin dejavu
Mas dono, silahkan review minuman anda, saya belum menemukan ungkapan-ungkapan yang tepat untuk minuman anda selain ‘merah’.



Halo, saya mas dono. Seperti mas kasino,saya juga gak bisa nemuin kata yang cocok untuk minuman yang dipesan saya selain “merah”.

Saya bukan penggemar makanan manis, jadi saya pesan easter sensatio dengan harapan dapet minuman yang manis namun ada sem asemnya. Sebenarnya si bisa, nongkrong di fakultas kedokteran trus liatin mahasiswa kedokteran tu banyak yang seger kan.  
Anyway, menurut saya easter sensation ini gak ada sensationnya. Kalo bisa dibilang, gak seger. Cuma kerasa manis doang. Entah sirop strawberry merek apa gitu yang mereka pake. Manisnya bukan kaya manis di awal doang abis itu ditinggalin. Bukan itu. Tapi semacam manis kalo minum es sirop di dalem gelas ukuran sedeng yang siropnya kebanyakan dan airnya dikit. Kek gitu lah, bukan kemanisan tapi enek.
Di dalem es sirop saya ini dikasih lemon yang ga ngaruh apa-apa. Padahal, saya kira bakal ada acem acemnya dikit pake tambahan lemon.  Sama strawberry nangkring satu di atas gelas. Salam


In conclusion, apakah kita berdua mau kembali ke Aldente dan mencoba menu lain? Kalau saya, coba yang lain dulu deh, gak tau klo mas Anang (kok jadi mas Anang?). Karena insiden 45 menit makanan baru datang cukup mengoyak perut kelaparan kita. Tapi kalo lagi pengen pasta atau toast dengan harga cukup murah ya Aldente bisa dijadikan pilihan. Harga pasta di Aldente masih terjangkau dan rasanya cukup buat temen-temen yang bukan penggila pasta. Pilihan menu pun bervariasi dan tempatnya cukup cozy.
Yap, mungkin itu yang bisa kita bagikan tentang Aldente Café. Review ini adalah murni pendapat kita, tidak ada pengaruh atau campur tangan sponsor dari manapun, dan saya mereview dalam keadaan sadar (walaupun dalam keadaan galau dan sedih karena pacar saya sedang opname, maaf curhat..). Ok, see you guys in the next review. Bye! (TL)


Tuesday, June 16, 2015

(JAJAN) Bubur Mang Iwan


Depot Bubur Ayam M@ng Iwan depan SPN Purwokerto. Dari perempatan Karang Jambu terus ke utara. Kanan jalan deh. Buka dari pagi sampai jam 10 malam. Jarang-jarang ada di Purwokerto, bisa nemu bubur ayam malem-malem. Enak bener...

Bubur ayam ini memang buka sampe malem. Terbuat dari beras Pandan Wangi dan dicuci hingga bersih, bubur terlihat putih, kaya bubur bubur lainnya. Isiannya ada suwiran ayam sama cakwe yang jarang ada di penjual bubur ayam lain. Trus juga ada kacang kedelai yang ditambahin  di atasnya. 

Kacang kedelai ini menjadi pilihan konsumen apakah akan ditaburkan di atasnya atau tidak. Kemudian ada bawang goreng, abon sapi serta seledri segar yang ditambahkan di atasnya. Spesial di Depot Mang Iwan ini menyediakan tongcai. Tongcai merupakan makanan khas China yang terbuat dari sayuran yang diawetkan dengan cara diasinkan. Tongcai ini asin sekali bila dimakan langsung. Akan terasa nikmat jika ditambahkan ke dalam bubur ayam. Gurih rasanya.

Depot Mang Iwan ini hadir di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) dan di daerah Teluk. Juga di dekat stasiun Purwokerto sama di Dukuh Waluh deket UMP. Kelebihan lainnya adalah di cara pengemasannya. Jika kita makan langsung di tempat, akan tersedia kerupuk yang ditempatkan tersendiri dalam wadah sehingga pelanggan dapat menambahkan sesuai selera. Sambal yang terbuat dari cabai yang dikeringkan membuatnya tahan lama selama 3 hari. Menurut Pengelola Depot Mang Iwan di depan SPN, Hadi Waluyo "Pengemasannya pun dibuat sederhana dan praktis". Dialasi dengan daun pisang yang sudah disterilkan kemudian ditempatkan  di dalam sterofoam. Kemudian bubur dan isiannya ditambahkan ke dalamnya. Sambal dan kuah ditempatkan terpisah. Serta disertakan sendok di dalamnya untuk memudahkan konsumen mengkonsumsinya.

Menu yang tersedia di Depot Mang Iwan ini selain bubur ayam juga ada bubur kacang hijau dan bubur ketan hitam. Semua bahan pilihan tanpa bahan pengawet, bahan pewarna, saccharine atau sari manis. 100% dari gula asli sehingga aman dikonsumsi. Makanan pelengkap sate usus dan telur puyuh juga tersedia di sini. Dengan Rp 6.000,- Anda dapat memanjakan lidah di Depot Mang Iwan ini. (gal)

(NONTON) Short Movie

Versi pendek karya Andres Muschietti ini jauh lebih seram daripada versi Guilermo Del Torro. Judulnya boleh pendek dan durasinya tidak lebih dari tiga menit.

Nampaknya manjangin film pendek jadi salah pilihan Hollywood yang mulai kehabisan ide. Ambil contoh Saw. Kini sudah seri ke tujuh. Dimana di seri ketujuh yang rilis 2010 ini diembel-embeli 3D. Banyak pihak yang terkejut dengan kesuksesan Saw, yang didapuk menjadi film horror-gore paling kuat sepanjang 10 tahun.

Fanbase Saw sudah tahu bahwa Saw merupakan pengembangan film berjudul sama dengan durasi 9 menit 30 detik! Bayangkan, dari cuma 9,5 menit, berkembang menjadi 540 menit (dengan asumsi 1 seri = 90 menit). Materi asli ini disebut Saw 0,5.
Bagi yang belum nonton Saw. Ini film genre gore atau slasher. Dimana inti ceritanya adalah tokoh Jigsaw yang suka menyiksa orang dengan alat siksaan yang susah dimasukkan dalam akal sehat. Jalan cerita yang sebenarnya tidak menentu dan menjual kesadisan serta banjir darah. HOAKK….!!
Buat saya si nonton Saw sudah berhasil   memperkosa rasa kemanusiaan, batin seolah terkoyak. Yah emang orang lain tidak akan pernah mengerti dan tahu apa rasanya pahit, walau mereka selalu berkata kaya orang yang paling tahu dan mengerti. Bagi saya Saw mampu menampar mereka yang suka sok tahu… yang pada akhirnya hanya bisa diam. Dalam artian mati.
Jangan lupakan “Katasumi” atau “In A Corner”.  Film yang disutradarai oleh Takashi Shimizu adalah debut kemunculan pertama kali hantu Kayako yang legendaris itu. Jadi saya pun berkesimpulan bahwa seri Ju-On juga berawal dari film pendek. Dimana dalam  Ju-On sangat tenang, sepi tak banyak scoring tapi itulah letak keseraman film ini. Penampakan  Kayako, Toshio yang hanya dibalut muka putih diletakkan pas oleh Shimizu sehingga membuat film ini film horror Jepang terseram.
Pekerjaan yang tidak mudah. Layaknya seorang gamer harus mampu mencari formula yang tepat antara kompleksitas perangkat dan setting. Pengadaptasian film pendek menjadi film panjang harus dicari formula yang tepat antara sisi psikis maupun fisik.
Sang sutradara harus mampu menghadirkan sesuatu yang kokoh, meyakinkan serta memuaskan.  Film pendek mempunyai cerita yang tegas, kuat karena langsung kepada poinnya. Sehingga naskah menjadi penting dalam hal ini. Sang sutradara harus percaya diri. Namun jangan berlebihan. Menghadapi sesuatu yang berlebihan malah bikin capek kan?
Cekdiot!! Banyak yang harus maksimalkan agar kinerjanya makin sempurna. Seperti budget kaya kesuksesan District 9. Dengan dana kurang dari $40 juta film tersebut berhasil meraup pendapatan kotor lebih dari 6 kali lipat biaya produksi. Film pengembangan dari film pendek berjudul Alive in Joburg  (2005) yang disutradarai oleh Neill Blomkamp dan diproduseri Sharlto Copley.
Selain itu ada pemilihan pemain serta lain-lain yang perlu diperlukan dalam film. Jangan ketinggalan, fanbase dari film asli yang notabene juga akan menjadi penentu film tersebut.
Dari dalam negeri saya suka Siksa Kubur. Joko Anwar mampu menghadirkan silent terror yang membuat saya menekan tombol pause. Dan masih banyak ratusan ide film pendek yang layak di perlakukan sebagai pilot project. Daripada melulu menghadirkan kuntil, pocong, dada dan paha serta humor yang (maunya) lucu.

Sedangkan dari genre cinta-cintaan (hialah preet) saya masih belum nemu film yang mampu ngebuat saya termehek-mehek. Kalau udah urusan sayang-sayangan sebenarnya saya paling malas nulisnya. Tapi liat postingan awal-awal blog saya. Buahaha makan omongan sendiri. Daripada panjang lebar, saya punya beberapa referensi film pendek rasa cinta (gombal).

Lavatory, Lovestory (2007). Film nominasi Oscar kategori Best Animated Short Film ini bercerita tentang cinta yang datang tanpa pernah kita sangka-sangka. Love is always close to you, you have to be able to see it. 
Ketika cinta menghampiri rasanya bertaman-taman. Perasaan 1000 kali lipat dari berbunga-bunga.
Kedua, I’m Here. Oke, maksa karena yang ini robot. Yap, cinta pertama saya adalah robot gundam versi OO yang hanya bias saya lihat di tipi. Haha oke lupakan..
Spike Jonze sukses mengiris-ngiris hati dalam filmnya ini. Tema cinta tidak akan pernah habis-habisnya. Tak peduli seberapa klisenya tema tersebut. Cerita cinta konvensional, pria wanita bertemu lalu jatuh cinta. Tentang pahit manisnya cinta serta arti sebuah pengorbanan tanpa batas bagi orang yang kita sayangi. Cerita cinta dua robot humanoid yang hidup dalam dunia dimana manusia dan robot hidup berdampingan.
Sheldon yang diperankan oleh Spiderman eh maksudnya Andrew Garfield bertemu dengan Francesca dimainkan oleh Sienna Guillory. Karakter keduanya yang bertolak belakang. Dimana Sheldon terkesan pendiam sementara Francesca yang menyenangkan namun juga sangat ceroboh.
Selama 30 menit, kita akan dibawa melihat kisah cinta normal dari kehidupan unik yang manis namun menyentuh.
Settingnya sederhana, adem dilihat dan yang penting itu robot yang main (ketawa setan). Endingnya pun bias ditebak tapi film ini enak banget buat ditonton meski temanya cinta -.-. Enjoy the short ro-bo-mantic tale!

Lanjut, cintanya para pemalu. Post-It Love. Suka dengan teman sekantor itu bagaimana cara menyatakannya itu yang harus dipikirkan.

Selama 3 menit 2 detik ini, kita melihat sepasang rekan kantor yang tertarik satu sama lain. Pembicaraan mereka pun dimulai melalui rangkaian Post-It yang dibentuk menjadi gambar.
Digambarkan dengan sederhana. Kadang cinta dimulai sesederhana saling pandang. Mata ketemu mata, rasanya aja udah bahagia banget apalagi kalau direspon *kedip-kedip
Dengan kata lain, berjuta rasanya kalau kata lagu. Well, serius sayangin orang yang sekarang ada disebelah lo, berikan yang terbaik buat dia, karena lo ngga akan pernah tahu kapan cinta juga akan pergi meninggalkan kita. *kenapa jadi lo gue -___-"
Serius, sekali-sekali dengarkan apa yang dibisikkan hati, sebelum nanti malah menyesal karena pernah menghiraukan hati. Ah sudahlah, biasanya kalau sudah ngomong soal cinta, saya pun ujung-ujungnya curhat, ha-ha-ha!! jadi lebih baik saya ngacir sekarang, sebelum mulai nulis yang tidak-tidak. Enjoy!
(gal)

(NONTON) Carrie (2013)

Carrie White dijahili teman-temannya pada saat prom nite. Menuangkan darah babi dan melumuri seluruh tubuh tak lama setelah dinobatkan menjadi Prom Queen. Carrie pun marah dan membuat prom nite berubah jadi pesta kematian.
Carrie White (Chloe Grace Moretz) , seorang gadis yang tinggal bersama ibunya, Margareth White (Julianne Moore). Carrie yang pemalu menjadi korban bullying di sekolahnya. Digunjingkan oleh teman-temannya, dijauhi baik oleh murid perempuan juga laki-laki. Kelakuan ibunya di rumah juga kelewat konservatif. Ibunya merasa harus menjaga Carrie dari dunia dengan cara relijius, tegas dan kasar.
Suatu hari Carrie merasa ada yang aneh dengan tubuhnya seusai olahraga. Gadis pemalu ini tidak menyadari bahwa itu merupakan menstruasi pertamanya. Panik, dia meminta tolong kepada teman-temannya. Namun mereka malah mempermainkannya dengan merekam Carrie yang panik dan melemparkan tampon (pembalut) padanya.
Kejadian ini berefek panjang. Chris Hargeson, gadis nakal yang membully Carrie dihukum tidak boleh ikut Prom Nite. Serta ibunya juga dipanggil ke sekolah. Sesampainya di rumah bukan perlakuan manis yang biasa seorang ibu lakukan ketika mengetahui anaknya menstruasi pertama kali. Carrie dianggap melakukan kesalahan sehingga mengharuskannya dihukum. Sejak kejadian tersebut, Carrie menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan khusus. Carrie mampu mengendalikan benda dengan pikiran. 
Chris Hargeson, yang tidak terima dihukum berencana mengerjai Carrie di malam prom nite. Malam yang seharusnya menjadi malam yang membahagiakan berubah menjadi malam yang paling mengerikan.
Carrie merupakan film pertama yang diadaptasi dari novel Stephen King. Carrie tahun 1976 ini diperankan oleh Sissy Spacek dan disutradarai oleh Brian de Palma. Film ini sukses besar, kemudian dibuat remake dengan Chloe Grace Moretz sebagai Carrie. Sesuai perkiraan, Carrie versi Chloe terlalu cantik untuk dibully. Tidak membuat saya merasa kasihan padanya. Chloe tidak sekeren ketika menjadi Abby di Let Me In serta Hit Girl di Kick Ass.

Dibandingkan dengan Carrie (1976), Carrie (2013) lebih terasa sebagai film remaja. Tidak terasa suspensenya.  Malah Julianne Moore yang berperan sebagai ibu Carrie membuat saya benci sekaligus gemas padanya.

Dalam novel Carrie, Stephen King dengan jelas menggambarkan Carrie sebagai seorang gadis yang jauh dari ideal namun masih mampu berubah menjadi manis. Namun pada filmnya, Carrie digambarkan memang cantik dari awal, hanya tidak terlihat karena gayanya yang kuper. Tapi tetap kelihatan cantik kok.



Adegan ketika Carrie mengejar Chris Hargensen dan Billy Nolan yang merupakan dalang dari usaha untuk mempermalukan Carrie, terlihat bahwa Chris mati setelah menabrak tiang listrik dan kepalanya menabrak kaca kemudian terbakar.  Nampaknya sang editor lupa, setelah meninggalkan Chris yang terbakar, dari belakang terlihat bahwa mobil tersebut kosong. (gal)

(NONTON) V/ H/ S/ 2 (2013)

Film dengan konsep found footage sudah bukan hal jarang. Cerita dimulai dari sudut pandang penonton.

Dengan konsep ini, V/ H/ S berisi kumpulan video horor mockumetary. Setelah pendahulunya yang suskses, situs Bloody Disgusting memproduseri  V/ H/ S/ 2. Penonton disajikan lima video horor dengan Tape 49 sebagai kisah utama. Bukan kisah utama juga si, Tape 49 ini yang membungkus keempat kisah berikutnya gitu. Ceritanya cowok cewek yang mencari gadis yang hilang, kedua tokoh kita menemukan rumah yang di dalamnya berisi kumpulan video mengerikan.

Adam Wingard
Cerita berlanjut ke video pertama, Phase I Clinical Trials . Seorang yang mendapat mata buatan berupa kamera namun pada malam pertamanya diganggu sosok aneh. Disini, Adam Wingard memerankan tokoh utama. Video awal ini cukup mengerikan sebagai pembuka. Karena meski si tokoh utama sudah mencopot mata buatan tersebut, dia tetap diganggu oleh sosok-sosok aneh yang muncul. Ups spoiler..

Di pertengahan pergantian video, kita bisa tahu bahwa ada yang aneh di rumah berisi video-video tersebut. Sosok  aneh yang muncul di belakang si gadis tanpa diketahuinya. Cerita berlanjut ke video kedua. Dengan tema zombie, A Ride in The Park menaikkan tensi. Disutradarai oleh dua orang Eduardo Sánchez dan Gregg Hale yang juga menyutradarai Blair Witch Project.


Melalui kamera helm seeorang pria yang bersepeda di taman, saya dikejutkan dengan kemunculan zombie yang membuatnya menjadi zombie juga. Kemudian datang sepasang biker yang berakhir dengan nasib yang sama. Ketiganya  menyerang pesta ulang tahun di sebuah pondokan. Pria, wanita dan anak-anak yang tidak sempat melarikan diri menjadi santapan mereka. Di akhir video, disajikan twist. Melihat garpu pemanggang menancap di bola matanya, pesepeda pertama menyadari dirinya berubah mengerikan. Kemudian menembakkan senapan yang akhirnya menghancurkan kepalanya. Tapi lucuuu, geli aja gitu liat zombienya sadar diri. Spoiler lagi.


Kemudian sampai pada video yang ditunggu. Disutradarai oleh mas-mas favorit, Timo Tjahjanto. Bareng dengan Gareth Evans. Menyenangkan ada mas-mas Indonesia yang masuk dalam antologi V/ H/ S/ 2 ini. Segmen ketiga ini bertema sekte pemuja setan. Dikisahkan empat kru reporter yang meliput apa yang ada di dalam Keluarga Pintu Surga. Dari percakapan mereka, kita tahu sekte tersebut diprotes masyarakat. Epi Kusnandar sebagai The Father membuat film ini menjadi gila. Melihat aktingnya di sitkom lokal Preman Pensiun yang bikin ketawa ngakak, bakalan kaget melihat dia dalam Safe Heaven.

Dengan Timo Tjahjanto sebagai sutradara, eksekusi filmnya tidak sebusuk film horor Indonesia sekarang ini. Para jamaah yang menembak dirinya sendiri, anak-anak yang mati keracunan susu, ibu hamil yang mati kemudian merangkak bak laba-laba, tubuh meledak dan bayi setan yang keluar dengan merobek perut ibunya sendiri. Ending twist yang akhirnya menyadarkan kita semua bahwa semua anak butuh figur seorang bapak. Hahahahaha sakit.


Selain segmen zombie dan sekte pemuja setan, segmen terakhir juga jadi favorit saya. Slumber Party Alien Abduction menawarkan kisah bertema alien home invasion. Sekelompok remaja yang ditinggal orangtua mereka, diserbu alien yang menerobos masuk ke rumah mereka. Meski tidak jelas penampakan aliennya, saya suka dengan penggambaran alien bertubuh tinggi besar berkepala plus lengan dan kakinya yang panjang. Video terakhir dari Jason Eisener ini mengantarkan kita pada ending Tape 49. (gal)