Gimana
perasannya liat foto di atas?
Sebel,
empet, enek. Foto di atas saya ambil ketika mengunjungi objek wisata Benteng
Pendem di Kabupaten Cilacap. Ruangan di
atas adalah terowongan yang digunakan di zaman Belanda.
Oke, saya mau cerita dulu. Saya (Galih)
dan Asta main kesana sekitar akhir tahun kemarin. Benteng Pendem digunakan
sebagai zona pertahanan militer Belanda di wilayah selatan Pulau Jawa sampai
tahun 1942. Benteng deket Teluk Penyu ini dibangun sejak tahun 1861 hingga
1879. Berhadap-hadapan dengan Alcatraznya pulau Jawa yaitu Nusakambangan.
Kata
petugas yang kita temui, penggalian benteng ini dilakukan tahun 1986. Di
dalamnya banyak ruangan seperti barak, benteng pertahanan, klinik, penjara,
gudang senjata, gudang mesiu, dapur, ruang perwira dan ruang peluru. Namanya “pendem”
yang artinya terpendam mungkin karena bangunan ini berada di dalam tanah
sedalam 3,5 m. Orang Belanda nyebutnya Kustbatterij
op de Landtong te Cilacap atau benteng yang ada di atas tanah dan menjorok
ke laut seperti lidah.
Setelah
bayar karcis, beuuuuuuh gede banget. Luaaaaas. Sekitar 6,5 hektar bok. Tiba-tiba
dejavu kayak nonton film Sound of Music. Kita disambut kali. Eh bukan, mosok di
dalem benteng ada kali. Parit namanya, sekitar 3 meter dalamnya. Di dekat parit
ada taman bermain lengkap dengan ayunan, jungkat jungkit dan patung-patung
dinosaurus.
Melewati
taman, ruang barak menyambut saya. Horor, iya. Barak ini berderet panjang,
dingin, lembab dan khas bau bangunan lama. Kata petugas pemandu, satu ruangan
bisa menampung sekitar 30 orang. Lantainya dari semen dan tanpa pintu.
Ruang Barak |
Dari
barak, jalan lurus kemudian ketemu kayak dua peluru gede jejeran. Ternyata itu pintu
gerbang utama. Zaman dulu katanya menghadap laut gitu. Sekarang hadap-hadapan
sama gedung Pertamina. Di situ ada meriam raksasa. Kenang-kenangan dari tentara marinir Indonesia
waktu latihan perang. Di kanan, ada tempat untuk mengintai musuh. Di kiri ada
terowongan. Panjangnya sekitar 50 meter. Tapi kerendem air waktu kita kesana. Fungsinya
sebagai tempat pengiriman senjata dan penyelamatan tentara Belanda melalui
bawah tanah menuju laut. Juga ada ruang
penjara untuk mengeksekusi tahanan. Keliatan banget horornya.
Tampak samping gerbang utama. Dulu gerbang ini menghadap laut, sekarang hadap-hadapan sama gedung Pertamina |
Maafken foto yang jelek ini. |
Bagian dari terowongan. Kelihatan kalau lagi kerendem air. |
Tampak dalam terowongan |
Kalau ini depannya |
Terus
ada rangkaian bangunan. Tiga ruang penjara, satu ruang senjata. Yang ini juga
horor banget. Saya ngga berani masuk. Mau foto di depannya juga merinding gitu.
kalau nggak salah di tivi pernah ada acara uji nyali gitu di sini.
Pak
petugas cerita kalau di dalam penjara ada lingkar besi yang menempel dinding.
Gunanya untuk memborgol tahanan dengan posisi tangan terbentang, atau bahkan
lebih ekstrim lagi dengan kaki terbentang pula. Terus ruang penjara ini
dilengkapi sistim pendingin dengan cara direndam.
Jalan naik ke atas |
Di
depan ruang penjara itu ada gundukan. Pas kita naik, widih pemandangannya
bagus. Disitu ada satu benteng yang dibangun Jepang. Kan tadi udah cerita kalau
tahun 1942 Jepang mengambil alih posisi Belanda. Benteng baru dari Jepang ini
dipakai jadi tempat perlindungan tentara. Di dalamnya ada 7 ruang. Yang
terlihat dari atas adalah sebuah lubang besi yang berfungsi sebagai tempat
ventilasi, terletak tegak lurus sekitar 3 m ke bawah tanah.
Asta lagi turun dari landasan meriam |
Landasan meriam |
Ada
beberapa ruang yang dipakai sebagai klinik. Juga di seberang klinik ada tanah
kosong yang kini dipakai sebagai taman. Disini ada beberapa rombongan ibu dan
anak. Naik ke atas ada makan tua di bawah pohon. Konon ceritanya (horor amat)
makam itu milik Sekar Wulung dan Ibu Nyai Sekar Jagad yang merupakan tokoh
penyebar agama Islam bercampur Kejawen.
Taman depan ruang klinik |
Balik
ke awal, di terowongan sebelah kiri pintu utama tadi, banyak sekali coretan
nggak penting. Entah siapa yang nyoret. Semisal itu tulisan orang Belanda jaman
dahulu juga nggak mungkin.
Iiih
gemeeees banget sama yang coret-coret begitu. Ini tulisannya udah asal-asalan,
nggak ada seninya, nggak memicu pemikiran di kepala orang yang melihatnya dan
DI TEMPAT YANG SALAH. Benteng Pendem ini kan tempat wisata bersejarah, yang
bisa jadi pengingat generasi sekarang bahwa bangsa ini pernah dijajah juga
sebagai saksi perjuangan. Coret-coretan nggak penting ini harus dapat tindakan
yang jelas.
Ketika
saya ke Curug Cipendok, juga menemukan tulisan alay macam ini.
Pak
Pemandu juga sudah pusing bukan kepalang sama tangan-tangan jahil ini. Kami
sempat mengusulkan agar setiap pengunjung yang masuk diperiksa tasnya dan
dicatat apa yang mereka bawa. Juga pengunjung mengisi data-data juga nomor
hape. Tujuannya minimal buat mencegah aksi corat coret macam itu.
Pak
Petugas juga mengiyakan. “Inginnya begitu mba, di loket harusnya ada meja
pemeriksaan. Nggak Cuma disini ya, tapi di semua objek wisata,” ucapnya.
Dua petugas yang kami lupa namanya :D |
Korelasinya
gini, pacar yang bersih, wangi, perhatian dan ramah pasti bikin lebih cinta (pacar
mana pacaaar). Ketimbang pacar yang slengean, cuek, sembarangan, gak perhatian
dan susah kalo diomongin. Atau coba bandingkan dalam satu waktu ada 2000 orang
yang berkunjung dalam waktu yang bersamaan, masalah sampah dan corat coret akan
lebih sulit dicegah. Jumlah petugas yang berpatroli nggak sebanding dengan
pengunjung yang datang. Atau dalam satu waktu dibatasi 200 orang yang datang. Petugas
akan lebih mudah mendata dan mengawasi. Satu petugas tidak kelabakan mengawasi
beberapa orang. Tentunya jalan-jalan dan belajar di tempat wisata bersejarah
akan lebih nyaman. Karena bersih dan nyaman, masyarakat kan datang dan datang
lagi. Otomatis tanpa harus disuruh, karena sudah bersih dan nyaman, orang-orang
yang jahil akan sungkan untuk mengotori lagi.
Huft... maaf ya jadi emosi nulisnya. Anyway meski tulisan ini saya ikutkan dalam lomba blog Visit Jawa Tengah 2015, semoga vandalisme tidak terulang lagi. Dimanapun dan kapanpun. Tengkyu gaes,, happy reading.
Huft... maaf ya jadi emosi nulisnya. Anyway meski tulisan ini saya ikutkan dalam lomba blog Visit Jawa Tengah 2015, semoga vandalisme tidak terulang lagi. Dimanapun dan kapanpun. Tengkyu gaes,, happy reading.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Visit Jawa Tengah Periode
1 Juni - 4 Juli 2015 dengan tema Cinta (Wisata) Jawa Tengah
Dulu aku udah sampai Nusa Kambangan tapi belum mampir sini :(
ReplyDelete